Text
Hujan kota arang
Tanpa terasa, tiba-tiba saja kalender sudah belasan kali berganti. Kepala baru tersadar ketika seorang kawan, Mahfud Ikhwan, memaksa, âAku akan nunggu buku Muram Batu, apa pun itu, ha ha.... Bukannya kau sudah menang di sana-sini, to? Kau cuma telat kirim bukumu saja itu, ha ha â¦â Sejak 2001, tepatnya September, ketika Majalah Sastra Horison berani mempublikasikan karyaku, memang ada usahaku untuk terus berbagi cerita. Aku mulai bermain ke mana suka, terus merambah ke sesuatu yang tak kuketahui dan yang kualami. Beruntung aku hidup di sebuah negara yang memiliki keragaman, dia menjadi Iahan yang subur untuk cerita-ceritaku, Ya, meski semua itu tentu belum bisa teraih. Kumpulan Hujan Kota Arang ini adalah salah satunya. Harus kuakui kegamangan sempat merasuk ke kepala. Apalagi ketika menyadari perkembangan cerita telah demikian pesat. Para pengarang muncul menampilkan cerita yang hebat, seperti tiada putus. Sementara aku, sepertinya baru akan memulai lagi. Hitungan tahun telah tertinggal. Tapi aku percaya, cerita adalah sebuah cerita. Toh kalimat âpada zaman dahuluâ masih saia dipakai orang tua yang bercerita pada anaknya sebelum tidur.
SR33343 | 899.221 301 MUR h c.1 | My Library (800-899 Kasusastraan) | Tersedia |
SR33344 | 899.221 301 MUR h c.2 | My Library (800-899 Kasusastraan) | Tersedia |
SR33345 | 899.221 301 MUR h c.3 | My Library (800-899 Kasusastraan) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain